Komponen
kondisi fisik (Bompa, 1990:29) sebagai komponen kesegaran biometrik
dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok komponen,
masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: 1) kesegaran
otot, 2) kesegaran kardiovaskular, 3) kesegaran keseimbangan jumlah
dalam tubuh dan 4) kesegaran kelentukan. Kelompok komponen lain
dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang terdiri dari:
1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5)
daya ledak otot.
Disamping
itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi
fisik yaitu: 1) ketepatan dan 2) reaksi. Apabila komponen gerak digabung
ke dalam komponen kelincahan, maka ada 10 komponen yang masuk kategori
kondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur
keadaan melalui satu tes seperti tersebut di atas. Adapun komponen yang
dimaksud adalah :
1) Kekuatan (Strenght)
Kekuatan
adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam
mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto,
1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot
terhadap suatu keadaan (Garuda Mas, 2000 : 90). Kekuatan memegang
peranan yang penting, karena kekuatan adalah daya penggerak setiap
aktivitas dan merupakan persyaratan untuk meningkatkan prestasi. Dalam
permainan sepak bola, kekuatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kemampuan permaian seseorang dalam bermain. Karena dengan
kekuatan seorang pemain akan dapat merebut atau melindungi bola dengan
baik (selain ditunjang dengan faktor teknik bermain yang baik). Selain
itu, dengan memiliki kekuatan yang baik dalam sepak bola, pemain dapat
melakukan tendangan keras dalam usaha untuk mengumpan daerah kepada
teman maupun untuk mencetak gol.
2) Daya Tahan (Endurance)
Daya
tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk
berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan
beban tertentu (M. Sajoto, 1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk
bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam
jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebihan (Garuda Mas,
2000 : 89). Permainan sepak bola merupakan salah satu permainan yang
membutuhkan daya tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Daya tahan
penting dalam permainan sepak bola sebab dalam jangka waktu 90 menit
bahkan lebih, seorang pemain melakukan kegiatan fisik yang terus menerus
dengan berbagai bentuk gerakan seperti berlari, melompat, meluncur (sliding), body charge dan sebagainya yang jelas memerlukan daya tahan yang tinggi.
3) Daya Otot (Muscular Power)
Daya
otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum
yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M. Sajoto,
1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi
otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan
mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik
secara tiba-tiba. Dalam permainan sepak bola diperlukan gerakan yang
dilakukan secara tiba-tiba misalnya gerakan yang dilakukan pada saat
merebut bola. Pemakaian daya otot ini dilakukan dengan tenaga maksimal
dalam waktu singkat dan pendek. Orang yang sering melakukan aktifitas
fisik membuat daya ototnya menjadi baik. Daya otot dipengaruhi oleh
kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang
mempengaruhi kedua hal tersebut akan mempengaruhi daya otot.
4) Kecepatan (Speed)
Kecepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan
dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (M.Sajoto,
1995:8). Oleh karena itu seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi dapat
melakukan suatu gerakan yang singkat atau dalam waktu yang pendek
setelah menerima rangsang. Kecepatan disini dapat didefinisikan sebagai
laju gerak berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan, antara lain adalah : kelentukan,
tipe tubuh, usia, jenis kelamin (Dangsina Moeloek, 1984 : 7-8).
Kecepatan juga merupakan salah satu faktor yang menetukan kemampuan
seseorang dalam bermain sepak bola. Pemain yang memiliki kecepatan akan
dapat dengan cepat menggiring bola ke daerah lawan dan akan mempermudah
pula dalam mencetak gol ke gawang lawan, selain itu kecepatan juga
diperlukan dalam usaha pemain mengejar bola.
5) Daya Lentur (Fleksibility)
Daya
lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk
segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat
mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh
permukaan tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Kelentukan menyatakan kemungkinan
gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu persendian. Jadi meliputi
hubungan antara tubuh persendian umumnya tiap persendian mempunyai
kemungkinan gerak tertentu sebagai akibat struktur anatominya. Gerak
yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari adalah fleksi batang
tubuh tetapi kelentukan yang baik pada tempat tersebut belum tentu di
tempat lain pula demikian (Dangsina Moeloek, 1984 : 9). Dengan demikian
kelentukan berarti bahwa tubuh dapat melakukan gerakan secara bebas.
Tubuh yang baik harus memiliki kelentukan yang baik pula. Hal ini dapat
dicapai dengan latihan jasmani terutama untuk penguluran dan kelentukan.
Faktor yang mempengaruhi kelentukan adalah usia dan aktifitas fisik
pada usia lanjut kelentukan berkurang akibat menurunnya aktifitas otot
sebagai akibat berkurang latihan (aktifitas fisik). Sepak bola
memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar pemain dapat mengolah bola, melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam berlari.
6) Kelincahan (Agility)
Kelincahan
adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, seseorang
yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi
dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M.
Sajoto, 1995:9). Sedangkan menurut Dangsina Moeloek (1984 : 8)
menggunakan istilah ketangkasan. Ketangkasan adalah kemampuan merubah
secara tepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada
keseimbangan. Kelincahan seseorang dipengaruhi oleh usia, tipe tubuh,
jenis kelamin, berat badan, kelentukan (Dangsina Moeloek, 1984 : 9).
Dari kedua pendapat tersebut terdapat pengertian yang menitik beratkan
pada kemampuan untuk merubah arah posisi tubuh tertentu. Kelincahan
sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepak bola, misalnya
seorang pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat
menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat kepada
temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami
situasi yang sama tidak saja tidak mampu menguasai bola, namun
kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh.
7) Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan
adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot
(M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap
tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan
integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis
pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah
raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 :
10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu
penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas
dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan
yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu
menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak
akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan.
8) Koordinasi (Coordination)
Koordinasi
adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang
berada berada ke dalam pola garakan tunggal secara efektif (Sajoto,
1995:9). Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang
terjadi pada suatu gerakan (Dangsina Moeloek, 1984 : 4). Jadi apabila
seseorang itu mempunyai koordinasi yang baik maka ia akan dapat
melaksanakan tugas dengan mudah secara efektif. Dalam sepak bola,
koordinasi digunakan pemain agar dapat melakukan gerakan teknik dalam
sepak bola secara berkesinambungan, misalnya berlari dengan melakukan dribble yang dilanjutkan melakukan shooting kearah gawang dan sebagainya.
9) Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan
adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas
terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau
mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang
tubuh (M. Sajoto, 1995:9). Dengan latihan atau aktivitas olahraga yang
menuju tingkat kesegaran jasmani maka ketepatan dari kerja tubuh untuk
mengontrol suatu gerakan tersebut menjadi efektif dan tujuan tercapai
dengan baik. Ketepatan dalam sepak bola merupakan usaha yang dilakukan
seorang pemain untuk dapat mengoperkan bola secara tepat pada teman,
selain itu juga dapat melakukan shooting ke arah gawang secara tepat untuk mencetak gol.
10) Reaksi (Reaction)
Reaksi
adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam
menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa
lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara
penilaian bentuk tes kemampuan (M. Sajoto, 1995:10). Reaksi dapat
dibedakan menjadi tiga macam tingkatan yaitu reaksi terhadap rangsangan
pandang, reaksi terhadap pendengaran dan reaksi terhadap rasa. Seorang
pemain sepak bola harus mempunyai reaksi yang baik, hal ini dimaksudkan
agar pemain mampu untuk bergerak dengan cepat dalam mengolah bola.
Biasnya reaksi sangat di butuhkan oleh seorang penjaga gawang untuk
menghalau bola dari serangan lawan, akan tetapi semua pemain dituntut
juga harus mempunyai reaksi yang baik pula.
Sebelum
diterjunkan ke arena pertandingan, seorang pemain sudah berada dalam
kondisi dan tingkat kesegaran jasmani yang baik untuk menghadapi
intensitas kerja dan tekanan-tekanan yang akan timbul dalam
pertandingan.
Proses
latihan kondisi dalam olahraga adalah suatu proses yang harus dilakukan
dengan hati-hati, dengan sabar dan penuh kewaspadan terhadap atlet.
Melalui latihan yang berulang-ulang dilakukan, yang intensitas dan
kompleksitasnya sedikit demi sedikit bertambah, lama-kelamaan seorang
pemain akan berubah menjadi seorang pemain yang lincah, terampil dan
berhasil guna.
Setelah
pemain mencapai tingkat kondisi yang baik untuk menghadapi musim-musim
berikutnya, latihan-latihan kondisi tersebut harus tetap dilanjutkan
selama musim dekat perlombaan, meskipun tidak seintensif seperti
sebelumnya. Maksudnya adalah tingkatan kondisi fisik dapat tetap
dipertahankan selama musim-musim tersebut.